Hingga di sebuah adzan di sebuah shalat jumat.
Ketika khatib hendak membacakan khutbahnya
dengan nafas sesak mengap. Dengan sebelah kaki di ranjang dan kaki di lahad.
Ibu dengan segala tanda bacanya tentang cinta.
Mengajakku berada di bumi,mengajakku belajar tentang hidup dan kehidupan.
Dengan temaram dan penuh lukaliku sakit.
Sambil merapal segala mantra dan airmata
menuai sebatang jarum dalam semak belukar duri.
Ibu dengan segala tanda bacanya tentang ikhlas.
Adalah sebuah pembalasan yang tak mampu dibalaskan
oleh koinkoin mata uang dan kursi jabatan.
Hingga, Ibu dengan segala tanda bacanya tentang cinta dan ikhlas adalah peluh dan pengorbanan.
(duri menggamit tinta, tak kan pernah paham akan tata bahasa,diksi,majas, atau apapun tentangnya. Biarkan tinta terus digamitnya dengan kesendirian dan peluh inspirasi tanpa pernah terpaku)